Demam kelinci, juga dikenal sebagai tularemia, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan pengerat seperti kelinci, tetapi juga dapat menular kepada manusia melalui gigitan serangga atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat telah mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci di AS mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021 dengan lebih dari 300 kasus dilaporkan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak kesehatan di negara tersebut.

Gejala demam kelinci pada manusia biasanya mirip dengan gejala flu, seperti demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, infeksi mata, atau bahkan gangguan jantung.

Untuk mencegah penularan demam kelinci, penting bagi masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Salah satunya adalah menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelinci atau hewan pengerat lainnya. Selain itu, menggunakan perlindungan seperti sarung tangan ketika berkebun atau beraktivitas di luar rumah juga dapat membantu mencegah penularan penyakit ini.

Jika Anda mengalami gejala demam kelinci atau memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi, segera hubungi dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Demam kelinci dapat diobati dengan antibiotik tertentu, tetapi pengobatan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Dengan meningkatnya kasus demam kelinci di Amerika Serikat, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Dengan demikian, kita dapat mencegah penularan demam kelinci dan melindungi kesehatan kita serta orang-orang di sekitar kita.