Paparan polusi udara selama kehamilan dapat meningkatkan risiko depresi pada ibu hamil, menurut sebuah studi baru. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa paparan polusi udara selama kehamilan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental ibu dan anak.

Studi ini melibatkan ribuan wanita hamil di Taiwan yang tinggal di daerah perkotaan dan pedesaan. Para peneliti mengukur tingkat polusi udara di sekitar rumah mereka dan mengumpulkan informasi tentang gejala depresi yang mereka alami selama kehamilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang terpapar polusi udara tinggi selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi. Para peneliti juga menemukan bahwa paparan polusi udara selama trimester pertama kehamilan memiliki dampak yang lebih besar daripada trimester kedua dan ketiga.

Polusi udara dapat mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat merusak sistem saraf dan hormon ibu hamil, yang kemudian dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi. Selain itu, paparan polusi udara juga dapat memengaruhi perkembangan otak janin dan meningkatkan risiko gangguan neurologis pada anak.

Untuk mengurangi risiko depresi selama kehamilan akibat paparan polusi udara, para ibu hamil disarankan untuk menghindari tempat-tempat yang terpapar polusi udara tinggi, seperti jalan raya dan pabrik. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres juga dapat membantu mengurangi risiko depresi selama kehamilan.

Dengan meningkatnya kasus depresi pada ibu hamil, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengurangi polusi udara dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kesehatan ibu hamil dan anak harus menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga kesejahteraan masyarakat.